IST
Senin, 9 Februari 2009 | 21:41 WIB
JAKARTA, TRIBUN - Ketua Umum PSSI Nurdin Halid mengaku ia dan jajaran kepengurusan PSSI tidak bermimpi menggelar perhelatan sepakbola terbesar di jagad raya ini digelar di Indonesia pada tahun 2022. Menurutnya, mencalonkan diri menjadi tuan rumah Piala Dunia pada tahun 2022 melalui proses perencanaan yang matang dan penuh pertimbangan.
"Ini bukan mimpi, tapi kita mencalonkan diri menjadi tuan rumah Piala dunia 2022 sudah melalui proses yang matang dan sudah kuat dalam perencanaannya," ungkapnya dalam pemaparan sosialisasi pencalonan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Senin (9/2).
Dijelaskannya, ide menggelar Piala Dunia di Indonesia pada tahun 2022 merupakan ide dari seluruh pengurus PSSI di bawah komandonya. "Selain merupakan ide dari pengurus PSSI, rencana ini juga sudah sesuai dengan visi PSSI 2022," tandasnya.
Agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Federasi Sepakbola Internasional (FIFA), PSSI dikatakannya tengah menyiapkan sarana dan prasarana berupa stadion yang dijadikan tempat pertandingan Piala Dunia 2022. "Indonesia akan menyiapkan sekitar 12 stadion yang terbagi dalam tiga kategori, masing-masing tiga stadion eksisting, empat stadion baru yang akan dibangun dan enam stadion yang akan direnovasi.
Untuk kategori stadion eksisting, Indonesia diakui Nurdin memiliki stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Stadion Sriwijaya Palembang dan Stadion Palaran Samarinda. Empat stadion yang akan dibangun antara lain New Riau Stadium, Pekan Baru, Gede Bage Stadium, Bandung, BMW Stadium Jakarta dan Bogor Stadium Bogor. Sedangkan enam stadion yang akan direnovasi di antaranya di Surabaya, Makssar, Medan, Tangerang dan Gianyar Bali.
"Kami akan merencanakan semua stadion yang masuk dalam persyaratan dari FIFA itu akan selesai pada tahun 2015," tuturnya.
Acara yang dihadi oleh Menegpora Adhyakasa Dault itu awalnya mengundang pimpinan media massa Ibukota, namun hanya satu pimpinan media massa yang hadir. Tampaknya acara pemaparan ini tidak diminati oleh sebagian besar pimpinan media massa Ibukota mengingat rencana ini sangat jauh untuk dilaksanakan.
"PSSI salah alamat jika mengundang pimpinan media massa untuk mendapat masukkan dari pengurus PSSI sehubungan dengan pencalonan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, harusnya PSSI mengundang para Gubernur atau pemkot yang daerahnya terdapat stadion yang masuk dalam nominasi itu," kata rekan wartawan yang biasa mangkal di Sekretariat PSSI, kemarin.
Menurut wartawan dari harian sore di Ibukota itu, untuk mencalonkan diri menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia, federasi sepakbola harus mendapat dukungan dari pemerintah negara bersangkutan. "Kalau PSSI tidak, belum mendapat lampu hijau dari pemerintah RI, mereka sudah memasukkan lamaran menjadi tuan rumah, ini bakal tak mendapat respon positif dari FIFA," paparnya.
Adyaksa Daulit sendiri dalam sambutannya mengatakan bahwa langkah PSSI mencalonkan tuan rumah Piala Dunia 2022 harus disambut dengan baik. "Namun demikian, ide besar ini harus disertai usaha yang betul-betul terencana serta terintegrasi dengan baik," katanya.
Adhyaksa mengatakan PSSI harus benar-benar bisa memenangkan pencalonan ini. Ia kemudian menyebut negara Brasil dan Meksiko yang sudah bisa menyelenggarakan Piala Dunia dua kali. Padahal, dari segi ekonomi, dua negara ini diakui Adhyaksa tidak lebih baik dari Indonesia.
"Diterimanya pencalonan Indonesia sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia oleh FIFA sudah merupakan prestasi tersendiri. Ini merupakan sejarah," katanya.
Di lain pihak, Indonesia sendiri tidak berpengalaman tampil di putaran final Piala Dunia karena prestasi sepakbolanya tidak menunjukkan peningkatan prestasi yang mumpuni. (Persda Network/oro)
Sumber : http://www.tribunjabar.co.id/read/artikel/5380/pencalonan-jadi-tuan-rumah-piala-dunia-2022-bukan-mimpi
"Ini bukan mimpi, tapi kita mencalonkan diri menjadi tuan rumah Piala dunia 2022 sudah melalui proses yang matang dan sudah kuat dalam perencanaannya," ungkapnya dalam pemaparan sosialisasi pencalonan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Senin (9/2).
Dijelaskannya, ide menggelar Piala Dunia di Indonesia pada tahun 2022 merupakan ide dari seluruh pengurus PSSI di bawah komandonya. "Selain merupakan ide dari pengurus PSSI, rencana ini juga sudah sesuai dengan visi PSSI 2022," tandasnya.
Agar memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Federasi Sepakbola Internasional (FIFA), PSSI dikatakannya tengah menyiapkan sarana dan prasarana berupa stadion yang dijadikan tempat pertandingan Piala Dunia 2022. "Indonesia akan menyiapkan sekitar 12 stadion yang terbagi dalam tiga kategori, masing-masing tiga stadion eksisting, empat stadion baru yang akan dibangun dan enam stadion yang akan direnovasi.
Untuk kategori stadion eksisting, Indonesia diakui Nurdin memiliki stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Stadion Sriwijaya Palembang dan Stadion Palaran Samarinda. Empat stadion yang akan dibangun antara lain New Riau Stadium, Pekan Baru, Gede Bage Stadium, Bandung, BMW Stadium Jakarta dan Bogor Stadium Bogor. Sedangkan enam stadion yang akan direnovasi di antaranya di Surabaya, Makssar, Medan, Tangerang dan Gianyar Bali.
"Kami akan merencanakan semua stadion yang masuk dalam persyaratan dari FIFA itu akan selesai pada tahun 2015," tuturnya.
Acara yang dihadi oleh Menegpora Adhyakasa Dault itu awalnya mengundang pimpinan media massa Ibukota, namun hanya satu pimpinan media massa yang hadir. Tampaknya acara pemaparan ini tidak diminati oleh sebagian besar pimpinan media massa Ibukota mengingat rencana ini sangat jauh untuk dilaksanakan.
"PSSI salah alamat jika mengundang pimpinan media massa untuk mendapat masukkan dari pengurus PSSI sehubungan dengan pencalonan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, harusnya PSSI mengundang para Gubernur atau pemkot yang daerahnya terdapat stadion yang masuk dalam nominasi itu," kata rekan wartawan yang biasa mangkal di Sekretariat PSSI, kemarin.
Menurut wartawan dari harian sore di Ibukota itu, untuk mencalonkan diri menjadi tuan rumah penyelenggaraan Piala Dunia, federasi sepakbola harus mendapat dukungan dari pemerintah negara bersangkutan. "Kalau PSSI tidak, belum mendapat lampu hijau dari pemerintah RI, mereka sudah memasukkan lamaran menjadi tuan rumah, ini bakal tak mendapat respon positif dari FIFA," paparnya.
Adyaksa Daulit sendiri dalam sambutannya mengatakan bahwa langkah PSSI mencalonkan tuan rumah Piala Dunia 2022 harus disambut dengan baik. "Namun demikian, ide besar ini harus disertai usaha yang betul-betul terencana serta terintegrasi dengan baik," katanya.
Adhyaksa mengatakan PSSI harus benar-benar bisa memenangkan pencalonan ini. Ia kemudian menyebut negara Brasil dan Meksiko yang sudah bisa menyelenggarakan Piala Dunia dua kali. Padahal, dari segi ekonomi, dua negara ini diakui Adhyaksa tidak lebih baik dari Indonesia.
"Diterimanya pencalonan Indonesia sebagai salah satu tuan rumah Piala Dunia oleh FIFA sudah merupakan prestasi tersendiri. Ini merupakan sejarah," katanya.
Di lain pihak, Indonesia sendiri tidak berpengalaman tampil di putaran final Piala Dunia karena prestasi sepakbolanya tidak menunjukkan peningkatan prestasi yang mumpuni. (Persda Network/oro)
Sumber : http://www.tribunjabar.co.id/read/artikel/5380/pencalonan-jadi-tuan-rumah-piala-dunia-2022-bukan-mimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar